Header Ads

Header ADS

Budidaya Penanaman Jarak di Donggala

TEMU KAMPUNG : Petani di Kecamatan TanaNtovea sangat berharap perbaikan ekonomi dari budidaya jarak. foto : doc. gbpj

PETANI hancur karena harga yang berlaku di pasar sangat rendah. Kalo jaminan pasar jelas, maka petani akan segera berlomba-lomba menanam jarak (Jatropha Curcas Linn). Demikian Abubakar (42), petani asal Wani membuka sesi tanya jawab pada pertemuan kampung bertema Gerakan Budidaya Penanaman Jarak di Kabupaten (GBPJ) Donggala untuk Percepatan Kesejahteraan Rakyat (05/09 ).

Dialog yang digelar di ruang pertemuan kantor kecamatan TanaNtovea, Kab. Donggala —25 km dari Palu ibukota Sulawesi Tengah-- ini dihadiri 50-an peserta yang terdiri dari kepala desa, BPD, tokoh masyarakat dan petani dari beberapa desa yang ada di kecamatan Tana-Ntovea.


Camat TanaNtovea Darwin P. Dg. Marau S.Sos dalam sambutannya mengatakan, program gerakan budidaya penanaman jarak yang kabupaten Donggala sangat positif dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Terkait dengan itu, kata Darwin, pihak kecamatan akan mengerahkan segenap sumber-dayanya untuk mendukung suksesnya program tersebut. “Semuanya kita serahkan kepada petani untuk menentukan masa depannya. jika tanaman Jarak akan meningkatkan kesejahteraan mereka, maka kami akan mendukung apa yang akan dilakukan oleh masyarakat, jelas camat yang dikenal dekat dengan masyarakat kepada peserta pertemuan kampung.

:: Catatan Identifikasi Lahan

Pertemuan Kampung yang digelar oleh Tim GBPJ merupakan salah satu rangkaian kegiatan dari sejumlah kegiatan lainnya untuk mendukung program GBPJ kabupaten Donggala.

Sebelumnya, tim GBPJ telah melakukan identifikasi dan verifikasi lahan yang tersebar di desa, Guntarano, Bale Wani, Nupabomba dan Wombo. Selama empat hari tim ini mendokumentasikan kondisi lahan yang dipersiapkan untuk pembibitan dan penanaman. Selain itu, tim ini juga membagikan formulir tentang status kepemilikan lahan kepada setiap warga.

“Pendataan ini sangat penting untuk menjamin dan mengantisipasi terjadinya konflik dan sengketa lahan yang biasanya terjadi di masyarakat,” jelas Rahman koordinator Tim GBPJ kepada masyarakat dan petani di desa tersebut. Lebih lanjut, Rahman mengatakan, tim ini dibentuk untuk menindaklanjuti pertemuan Bupati dengan sejumlah investor yang berniat untuk berinvestasi pada pembudidayaan jarak di Kabupaten Donggala.

“Kami sebagai tim yang berasal dari Lembaga Swadaya Masyarakat hanya membuka ruang komunikasi antara masyarakat petani, pemerintah dan investor untuk duduk bersama membicarakan kesepakatan yang saling menguntungkan ketiga belah pihak,” katanya.

Sementara itu, ditempat terpisah, Bupati Donggala Adam Ardjad Lamarauna mengatakan, Donggala adalah salah satu daerah yang sangat berpeluang jadi pemasok bahan bakar bio diesel. Alasannya, karena Donggala selain memiliki lahan yang cukup luas, juga jarak dari kawasan

Donggala telah diuji bisa dijadikan bibit unggul pembudidyaan jarak. “Setidaknya kita memiliki 200.000 hektar lahan yang siap untuk dijadilan lahan budidaya penanaman jarak,” jelasnya sambil menambahkan bahwa proyek ini adalah padat karya yang membutuhkan tenaga kerja yang besar sehingga bisa menanggulangi masalah pengannguran yang terjadi di kabupaten Donggala.

Terkait dengan itu, Ardjad mengaku telah memerintahkan kepada Seluruh Camat dan Kepala Desa yang ada di Donggala untuk mendata lahan dan tenaga kerja produktif yang ada di daerahnya masing-masing.

Berdasarkan pantauan di lokasi, terutama di kecamatan TanaNtovea, sejumlah lahan milik masyarakat kosong melompong tanpa tanaman produktif. Terkait dengan rencana penanaman jarak, masyarakat yang memiliki lahan di kawasan ini sangat berharap program budidaya jarak direalisasikan secepatnya. “Dari pada kita nyonyor (baca : kalah) bayar pajar tiap tahun, lebe baik kita tanam jarak,” katanya.

Muchtar salah seorang anggota BPD desa Wani mengatakan, Desa Wani memilik lahan yang sangat representatif seluas 40 Hektar untuk lahan pembibitan jarak. Selain karena dekat dengan jalan raya dan pelabuhan, di areal tersebut terdapat sumber mata air yang tidak pernah kering walaupun musim panas datang.

Muchtar memang tidak membual, tim identifikasi yang mendatangi areal yang dimaksud, menemukan lahan dan sumber air yang sangat cocok untuk pembibitan. Tentang kondisi petani di daerah tersebut, Muchtar mengatakan, warga di sini, (red: Wani), kalau sudah melihat keberhasilan tanaman ini, maka mereka akan segera berlomba-lomba untuk menanami arealnya, termasuk melakukan tumpang sari pada lahan yang sudah ditanami. Muchtar mencontohkan tanaman jambu monyet ataupun kelapa. amiswar

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.